Selasa, 01 Mei 2012

Konstruksi Tangga

Konstruksi Tangga

Tangga merupakan salah satu bagian dari bangunan yang berfungsi sebagai penghubung antara lantai pada bangunan bertingkat .
Syarat-syarat umum tangga ditinjau dari segi :

Penempatan
• diusahakan sehemat mungkin menggunakan ruangan
• mudah ditemukan oleh semua orang
• mendapat cahaya matahari pada waktu siang
• tidak menggangu lalu lintas orang banyak

Kekuatan
• kokoh dan stabil bila dilalui orang dan barang sesuai dengan perencanaan

Bentuknya
• sederhana, layak, sehingga mudah dan cepat pengerjaannya serta murah biayanya.
• Rapih, indah, serasi dengan keadaan sekitar tangga itu sendiri.

Dari segi penggunaan bahan, tangga terbagi atas :
1. Konstruksi tangga kayu, untuk bangunan sederhana dan semi permanen. Pertimbangan : material kayu ringan, mudah didapat serta menambahkan segi estetika yang tinggi bila diisi dengan variasi profil dan difinishing dengan rapi. Kelemahan : tidak dapat dilalui oleh beban-beban yang berat, lebarnya terbatas, memiliki sifat lentur yang tinggi serta konstruksi tangga kayu tidak cocok ditempatkan di ruang terbuka karena kayu mudah lapuk jika terkena panas dan cahaya.

2. Konstruksi tangga baja, biasanya digunakan pada bangunan yang sebagian besar komponen-komponen strukturnya terdiri dari material baja. Tangga ini digunakan pada bangunan semi permanen seperti bangunan peruntukan bengkel, bangunan gudang, dan lain-lain. Tangga ini kurang cocok untuk bangunan dekat pantai karena pengaruh garam akan mempercepat proses karat begitupun bila ditempatkan terbuka akan menambah biaya perawatan.

3. Konstruksi tangga beton, sampai sekarang banyak digunakan pada bangunan bertingkat 2 (dua) atau lebih dan bersifat permanent seperti peruntukan kantor, rumah tinggal, pertokoan.

4. Konstruksi tangga batu/bata, konstruksi ini mulai jarang digunakan karena sudah ketinggalan dalam bentuk, kekuatan, efisiensi pembuatannya, dana sangat terbatas dalam penempatannya.

Pada gedung ini material tangga yang digunakan menggunakan konstruksi tangga beton.
Adapun bentuk-bentuk tangga yaitu sebagai berikut :

1. Tangga tusuk lurus, kedua boomnya lurus serta sejajar. Semua trade bentuknya sama lebar dan terletak siku pada boom.

2. Tangga tusuk miring, kedua boomnya lurus serta sejajar. Semua trade sama lebar dan terletak miring pada boom.

3. Tangga membilut, kedua boom ada yang lurus dan ada yang melengkung. Semua trade tidak sama lebar serta menyempit pada salah satu sisi, jadi berbentuk trapezium.

4. Tangga dengan seperempatan, penghematan yang lebih besar akan ruangan, bisa berbentuk putaran ¼ lingkaran, bentuk trade-trade sebagai segitiga.

5. Tangga bordes, mempunyai lebih dari 20 buah trade, pada pertengahan tingginya dibuat suatu dataran horizontal, yang dinamai bordes.

6. Tangga berbentuk U dengan menggunakan bordes.

Perhitungan dan standarisasi bentuk tangga serta ukurannya
Membuat tangga disamping keindahan perlu diperhatikan segi - segi teknisnya, harus diperhatikan juga kemudahan, rasa aman, bagi orang yang melaluinya.

- Lebar anak tangga;

a) Untuk rumah tinggal, lebar anak tangga 80 cm.

b) Untuk bangunan umum, lebar anak tangga 120 cm s/d 200 cm.

c) Untuk tangga darurat, lebar anak tangga bisa 70 cm.

Tetapi dapat juga diperhatikan jika yang melewati berpapasan di satu anak tangga:

a. Untuk satu orang, lebarnya 60 - 80 cm

b. Untuk dua orang, lebarnya 120 cm

c. Untuk tiga orang, lebarnya 180 cm

- Lebar dan tinggi anak tangga (trap);

Semua anak tangga harus dibuat bentuk dan ukuran yang seragam, dan untuk memberi kenyamanan bagi yang turun dan naik tangga perlu diperhatikan lebar dan tinggi anak tangga.

Rumus untuk anak tangga (undak - undak)

2t + l = 60 - 65 cm

t = tinggi anak tangga (tinggi tanjakan = optrede)

l = lebar anak tangga (lebar injakan = aantrede)

Rumus diatas didasarkan pada;

- Satu langkah arah datar antara 60 - 65 cm.

- Untuk melangkah naik perlu tenaga 2 kali lebih besar dari pada melangkah datar.

Lebar dan tinggi anak tangga sangat menentukan kenyamanan, yang naik tidak cepat lelah dan yang turun tidak mudah tergelincir.

Umumnya ukuran:

t = tinggi tanjakan; 16 - 20 cm atau 14 - 20 cm. Masih mudah didaki.

l = lebar tanjakan; 26 - 30 cm atau 22,5 - 30 cm. Seluruh telapak kaki (sepatu) dapat berpijak penuh.

Contoh hitungan:

Selisih tinggi lantai = 320 cm.

Dicoba; t = 16 cm

l = 26 cm

2t + l = 16 + 26 = 58 < 60

’ tangga terlalu landai, melelahkan.

Dicoba; t = 20 cm

l = 28 cm

2t + l = 2. 20 + 28 = 68 < 65

’ tangga terlalu curam, cepat lelah.

Dicoba; t = 18 cm

l = 28 cm

2t + l = 2. 18 + 28 = 64 cm

’ boleh dipakai.

image005

£ anak tangga = 320 / 18 - 1 = 17,778 - 1 = 16,778 buah

Jumlah anak tangga yang tidak merupakan bilangan bulat, diatasi dengan cara;

- Jumlah anak tangga yang dibulatkan keatas menjadi 17 buah. Selisih beda tinggi anak tangga dibagi merata:

320 / t -1 = 17 t = 17, 778 cm.
 Ukuran ruang tangga:
Ruang tangga harus dibuat leluasa, terang dan segar, harus diberi lubang ventilasi untuk dapat udara segar dan penerangan alam, agar menghemat pemakaian listrik pada siang hari.

Ukuran ruang tangga ditentukan oleh jumlah anak tangga dan bentuk tangganya.

Tangga untuk bangunan rumah tinggal, dengan lebar 100 cm, jumlah anak tangga 17 buah dengan bordes.

a). Tangga lurus:
Luas ruang tangga = 100 x 548 = 1 x 5,48 = 5,48 m2

b). Tangga siku:
Luas ruang tangga = (1 x 2,24) + (1 x 1) + (1 x 2,24) = 5,48 m2

c). Tangga balik:

Luas ruang tangga = 2 x 3,24 = 6,48 m2

- Kemiringan tangga dibuat tidak curam, agar orang mudah untuk naik dan turun tangga, jadi tidak banyak energi yang keluar, tetapi jika kemiringan dibuat terlalu landai dan dapat menjemukan bagi orang yang melaluinya, disamping itu banyak memakan tempat (space) yang ada, jadi kurang efisien.

- Kemiringan tangga yang wajar berkisar antara 250 s/d 420 dan untuk bangunan rumah tinggal biasa digunakan kemiringan 380.

· Konstruksi tangga dan bahan tangga

- Konstruksi tangga harus kuat dan stabil, karena sebagai jalan penghubung ke lantai tingkat. Menurut peraturan pembebanan Indonesia untuk gedung, 1983, bahwa beban ditangga lebih besar dari beban pada pelat lantai.

Untuk bangunan rumah tinggal = 250 kg/ m2

Dan bangunan umum diambil = 300 kg/ m2

- Konstruksi tangga dapat menjadi satu dengan rangka bangunannya, jika terjadi ada penurunan bisa menyebabkan sudut kemiringan tangga berubah, Jika konstruksi tangga tersendiri artinya terpisah dengan struktural rangka bangunan, dibuatkan pondasi tersendiri rangka tangga tidak menempel pada dinding diberi sela ± 5 cm.

- Bidang momen yang terjadi pada ibu tangga;
 Bahan tangga;
Dapat dari bahan; kayu, beton bertulang,baja, batu alam.

a). Tangga kayu;

Mudah dikerjakan, harga cukup murah, bentuk bahan alami menambah kesejukan suasana ruang.

b). Tangga beton bertulang;

Konstruksinya kuat dan awet, tidak cepat rusak, dapat berumur panjang, bahan tahan api. Dapat dipasang di bangunan umum atau bangunan tingkat rendah atau sampai dengan 4 (empat) lantai.

c). Tangga baja;

Kurang serasi ditempatkan pada ruang dalam karena bentuknya kasar, biasanya dipasang sebagai tangga pribadi atau tangga darurat dengan bentuk lingkar.

d). Tangga dari batu alam;

Merupakan pasangan bata pada halaman rumah, tidak terlindung, tidak memerlukan perhitungan konstruksi.

Disamping beberapa jenis tangga ada juga tangga gerak (eskalator), tangga ini bergerak naik atau turun, tanpa perlu melangkahkan kaki, karena digerakkan dengan mesin, biasanya dipasang pada bangunan komersil dan biaya operasionalnya mahal.

berikut gambar tangga :
 

2 komentar: